Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

[Berharap]

Ketika kenyataan, tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, itu sudah terlalu biasa. Dan ketika seorang anak laki-laki remaja tidak berani menghadapi kenyataan yang tampaknya menyakitkan, itu terlalu cemen “Kamu mau jadi bagian apa?” Tanya wali kelas kami—5B—kepada murid-muridnya pada sebuah kesempatan mengajar. Jawaban pun beragam. Bermacam-macam sesuai dengan keinginan masing-masing. Ketika itu, setelah Panitia Perganrian Pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern & Koordinator (P3O & P3K) telah diangkat dan mulai bekerja, suasana pondok menhadi panas sekali. Bukan karena musim kemarau yang semakin memuncak, melaninkan karena itu berarti, tidak lamalagi kepengurusan organisasi pelajar yang sebelumnya di[egang oleh siswa kelas 6, akan segera bepindah tangan ke siswa kelas 5. Serah terima pengurus itu berarti banyak. Berarti tidak ada lagi kumpul kamis malam di depan kantor keamanan. Berarti tauqi’ subuh dan 4 waktu shalat lainnya ada di pengasuhan sa

SU! Buh.

Sebelum matahari terbit. Ketika malam sampai pada penghujungnya, dan saat cahaya putih redup pertama kali muncul di ufuk timur. Pada waktu bernama subuh itulah, kaum santri seperti kami punya banyak cerita dan perasaan. Subuh di Gontor, dimulai oleh para alim saleh bersarung, dengan jas hijau kebanggan mereka, dan peci beludru hitam legam. Mereka adalah para Qori’ yang pertama kali bangun. Saat suasana pondok masih sunyi, bahkan ketuka para ayam jantan pun masih terlelap dalam mimpi. Tugas mulia yang mereka embank adlah, mengumandangkan bacaan Al-Qur’an melalui toa-toa menara masjid. Dengan bacaan ayat suci Al-Qur’an itu, maka resmilah waktu subuh dimulai. Setelah para Qori’, giliran tugas piket malam pengurus rayon untuk membangunkan kelas 5 yang lain. Bagian paling tidak menyenangkan pada waktu subuh bagi para kelas 5 adalah, ketika mereka harus berlarian ke kantor Bagian Keamanan Pusat untuk membubuhkan tanda tangan pada daftar hadir sebagai bukti ‘sudah bangun’. Bu