..... api kenapa isi chating itu ngomongin soal, mira?..... “Baca yang bawah, lu pernah jatuh cinta sama Mira, Sur. Lu kira Mira nggak nanggepin, kan? Setau gue, lu keburu hilang duluan,” terang Shila, hatiku sedikit tak tenang. Penjelasan darinya membuatku sedikit merasa ada yang mengganjal didalam dada. Kenangan-kenangan itu diputar didalam kepalaku. Muka Mira bertahun-tahun lalu, gayanya yang pemalu tapi cerewet, kerudungnya yang selalu berlekukan di sebelah kanan atas, senyum paling manis sedunia miliknya, dan yang lainnya, berjalan seperti film paling mengharukan didalam benak, dan dadaku. Untuk beberapa saat, aku melamun memandangi layar handphone itu. Shila menarik paksa kembali handphonenya, menggeser layar, lalu memberikannya kepadaku lagi. “Lihat, dan lo pernah berjanji nggak akan pernah punya pacar. Lo Cuma mau suatu hari nanti, lo bakal dateng langsung ke bokapnya Mira,” Shila dan Ragil ketawa lagi. Aku diam tanpa ekspresi. “Nyalon,” tambah Ragil tersenyum. Dahiku m