Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Teman Yang Pulang

     ada seorang teman yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pondok setelah lama hatinya bergejolak ingin pulang. dia bukan orang asing. adalah anak dari sahabat ibu. teman berkacamata itu juga merupakan sobat dari sobat bermain bolaku dirumah.      aku sendiri sangat menyesalkan a;asannya untuk pulang. tidak tahan dengan prndidikan klub pramuka yang sering menggunakan pemukulan. postur tubuhnya memang kecil dan kurus. juga tidak terlalu tinggi. hampir sepundakku. menyakitkan memang tubuh seperti itu dipukuli.      bagiku alasan semacam itu sungguh tidak masuk akal. semua ekstrakulikuler yang ada disekolah ini justru merupakan tempat yang membuatku merasa nyaman dan betah di pondok. di organisasi yang mempersatukan kita dan orang-orang satu minat dan hobi itulah hampir semua murid disini menemukan keluarga. termasuk juga klub pramuk yang teman itu ikuti.      aku jadi curiga kalau sebenarnya ada alasan lain yang membulatkan tekadnya untuk drop out. dalam kondisi j

Tentang Rindu

     sebuah rasa yang muncul untuk satu atau banyak hal yang telah lama dan jauh kita tinggalkan adalah rindu. itu adalah satu dari sekian banyak prasaan yang memakan tempat di hati, sehingga seringkali membuatnya terasa sempit dan sesak.     hampir semua orang yang pernah melakukan perpindahan dengan artian sesimpel apapun pernah mengalami rindu, karena boleh dikatakan, itu adalah hal yang sangat manusiawi sekali, sebagai bukti bahwa manusia sangatlah lemah, bahkan untuk sekedar berpisah dengan sesuatu yang terlanjut masuk kedalam hatinya.      rindu juga sering diibaratkan seperti sebuah penyakit yang perlu diobati, namun juga ada kalanya rindu itu justru perlu dirawat. agar kita selalu menghargai apa yang kita miliki.     rasa rindu itu jugalah yang tak jarang mendorong diri kita untuk menjadi gila sesaat. memang kita perlu sedikit keluar dari batas kebiasaan untuk merasakan sensai baru.     mungkin rasa rindu itu jugalah yang akhir-akhir atau bahkan selama ini menyelimuti ba

Catatan Tentang Kepulangan

                Hari ini senin tengah malam, empat agustus dua ribu empat belas. Hampir masuk ke selasa, lima agustus dua ribu empat belas. Dapat dipastikan kalau ini adalah malam terakhir tidur diatas spring bed nyaman, dibawah selimut hangat, dan tenang tanpa gangguan mulut-mulut gila senior pengurus asrama. Ya, esok hari pagi-pagi sekali aku harus sudah berangkat kembali ke Gontor. Tapi hari ini semuanya terasa baik-baik saja, bahkan aku tidak sabar untuk bisa kembali hidup didalam dinamika pesantren yang tidak pernah tidur itu. Aku rindu pondokku.                 Malam ini jelas berbeda dengan malam terakhir yang sebelum-sebelumnya. Karena biasanya disaat seperti ini aku nggak bisa menawar perih dihatiku sendiri. Biasanya berat harus meninggalkan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang tersedia lengkap bahkan kadang berlebih dirumah super mewah ini. Kali ini aku justru ingin cepat-cepat segera ‘minggat’. Mungkin saat ini aku barusan sadar dengan artian yang sebenarnya tanpa pakasaan

Pekat ~part 3

..... api kenapa isi chating itu ngomongin soal, mira?..... “Baca yang bawah, lu pernah jatuh cinta sama Mira, Sur. Lu kira Mira nggak nanggepin, kan? Setau gue, lu keburu hilang duluan,” terang Shila, hatiku sedikit tak tenang. Penjelasan darinya membuatku sedikit merasa ada yang mengganjal didalam dada. Kenangan-kenangan itu diputar didalam kepalaku. Muka Mira bertahun-tahun lalu, gayanya yang pemalu tapi cerewet, kerudungnya yang selalu berlekukan di sebelah kanan atas, senyum paling manis sedunia miliknya, dan yang lainnya, berjalan seperti film paling mengharukan didalam benak, dan dadaku. Untuk beberapa saat, aku melamun memandangi layar handphone itu. Shila menarik paksa kembali handphonenya, menggeser layar, lalu memberikannya kepadaku lagi. “Lihat, dan lo pernah berjanji nggak akan pernah punya pacar. Lo Cuma mau suatu hari nanti, lo bakal dateng langsung ke bokapnya Mira,” Shila dan Ragil ketawa lagi. Aku diam tanpa ekspresi. “Nyalon,” tambah Ragil tersenyum. Dahiku m

Pekat ~Part 2

          ........    “Kalo lo tau, sejak saat itu, gw selalu mikir ternyata perkataan lo ada benarnya juga. Hampir empat belas tahun gw hidup saat itu kok rasanya kosong banget, ya. Hidup gw begitu normal, Cuma antara rumah dan sekolah. Tanpa ada aktivitas berarti yang lainnya.” Mira tertunduk memainkan jemarinya, lalu memperbaiki lekukan kerudungnya menjadi oval telur.......                          Hujan sudah benar-benar reda saat ini. Jam di dinding bar menunjukkan tepat pukul dua. Mang udin sudah selesai dengan permainan gitarnya, kini ia berbagi suka duka mendirikan kejau kepada para pengunjung lain yang masih setia. Para pelayan mulai membersihkan meja dan menyapu lantai kedai. Mereka bersiap menutup kedai.                 “Untung suatu hari gw bertemu Wahyu, gitaris The Dreamer yang lo lihat tadi. Dan kata dia, suara gw lumayan, gw diajak latihan bareng band bentukannya,” kami bertatapan sejenak, Mira memandang mataku begitu dalam, bibirnya bergetar. “Bener aja, ternyat

Pekat ~Part 1

            Hujan yang mengguyur kota sejak satu jam terakhir semakin menjadi-jadi dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berhenti. Suhu udara malam yang sewajarnya hanya turun sampai ke titik dua puluh derajat celcius tampaknya lebih rendah untuk malam hari ini. Boyolali semakin mendekati puncak musim dingin tahun ini. Aku menaikkan resleting jumper hijau tosca yang kukenakan. Menyeruput kopi, dan memeluk kakiku sendiri yang kunaikkan ke atas sofa semakin erat. Jarum jam di tanganku menunjukkan hampir pukul sepuluh tiga puluh. Mungkin kali ini, lagi-lagi aku akan meninggalkan kedai wedang anget milik mang udin yang buka sampai pukul tiga subuh ini lewat dini hari. Jangan salah, walaupun hanya menyediakan wedang anget dan jajanan ringan khas jawa tengah, kedai ini memiliki desain interior dan eksterior yang begitu menawan. Dari luar, orang akan lebih percaya kalau kedai ini adalah salah satu cabang franchise coffee shop milik asing. Saat masuk kedalam, suasana akan berubah de

Gontor and it's rain story

                Sudah hampir dua tahun hidup di Gontor. Seiring bergantinya hari, minggu, bulan, tahun, musim pun juga silih berganti. Walaupun tetep Cuma ada dua musim. Penghujan dan kemarau. Tapi hal itu berimbas banyak sekali pada kegiatan kami karena disini kondisinya sangat berbeda sekali dengan kondisi rumah. Baik saat hujan maupun terang. Saat kemarau maupun penghujan.                 Seingetku, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Gontor, kalau lagi musim kemarau, matahari akan bersinar terang sepanjang hari. Dan udara jadi terasa panas sekali. Lebih-lebih pada siang hari kalo lagi dapat iqob dijemur atau lari keliling tujuh belas agustus. Kalau lagi musim kemarau juga, jangan pernah berharap untuk ketemu hujan walaupun sekali dan sebentar sampai musim ini berganti. Belum pernah kualami                 Saat kemarau, jemuran pasti kering walau Cuma dijemur sebentar saja. Tapi kalau lagi musim penghujan, jangan harap. Bisa sampai berhari-hari itu pakaian digantung di jemu

Bukan Buka Bersama Biasa jeelll

Bertemu teman lama dan mengingat bahwa dulu kita pernah punya kenangan bersama itu selalu seru! Bahkan sering sekali jadi mengharukan. Malam ini, dengan semilir angin gunung yang berhembus turun menyusuri gang-gang perumahan mendinginkan kota, dan gemerlap gemintang dari tujuh lapis langit, batinku puas sekali. Akhirnya buka bersama dan reuni temen-temen alumni MIN Boyolali tahun 2012 alias 'NAMIBO' selesai juga. Awalnya kukira acara ini bakal seru. Ternyata seru banget! Lelah memutar otak, menarik gas, dan mengutak-atik adobe premiere untuk mempersiapkan acara ini terbayar lunas sudah saat temen-temen bisa ketawa bareng lagi. Memang melihat orang tersenyum karena keringat kita itu sebuah kebahagiaan tersendiri.   Buka bersama kali ini emang bener-bener beda dan berkesan sekali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain karena ada beberapa orang teman yang merelakan dirinya buat jadi panitia untuk mengurusi acara ini dari A sampai Z-nya, juga karena yang dateng jau

Tentang Menulis, Suara Hati, dan Ketenangan

               Sejak kecil dulu, ayahku selalu mendoktrinku bahwa besar nanti, aku harus jadi penulis. Apapun yang kulakukan, coba ditulis dulu. Mulai dari kenangan pada sebuah perjalanan, tentang film yang aku tonton, keluhan-keluhan, dan apapun itu. Katanya orang yang menulis itu pasti hebat, ia akan dikenang, dan lebihnya, bakal punya banyak uang. Abah juga dulu suka beli buku-buku teori menulis untukku, karena keinginannya yang kuat untuk menjadikan anaknya seorang penulis. Sayangnya aku tidak pernah percaya sama omongan abah itu, kalo Cuma sekedar percaya sih mungkin iya, tapi untuk merealisasikan apa yang beliau ucapkan tentang menulis apapun yang aku alami itu tidak. Buku-buku yang beliau berikan kepadaku pun jarang sekali aku baca. Bahkan mungkin tidak pernah. Sampai suatu saat, kenyataan baru menyadarkanku tentang apa yang bertahun-tahun lalu Abah bilang tentang menulis itu.                 Aku baru menyadarinya setelah hampir setahun masuk pondok, dan baru dapat jatah libu

Setitik Harapan Untuk Tanah Aborigin

                Gak tau tanggal berapa dan hari apa, yang pasti, waktu itu bulan februari. Kiri, kanan kulihat banyak banner iklan dibukanya pendaftaran study tour ke Australia. Iya cung, kamu gak salah baca. Ke Australia. Akhir-akhir itu aku sedang bosan dengan diriku yang suka ngurung dirumah selama liburan. Aku jenuh, aku perlu melihat dunia luar. Aku rindu kebebasan. Terlebih yang aku tahu setelah wawancara ke penanggung jawab acara ini, Mr. Nuris, study tour ini bukan Cuma perjalanan belajar bahasa saja. Selama 13 hari, pesertanya akan diajak berkeliling menjelajahi Kebudayaan Australia. Juga ber-‘ziarah’ ke banyak tempat. Yang jelas bakal jadi sebuah pengalaman luar biasa.                 Maka setelahmenyelesaikan job wawancara ke kantor LAC (Language Advisory Council) di gedung Indonesia 1 malam itu, dengan yakin aku mengambil langkah buat ikutan daftar ujian study tour ini. Dibalik bayangan uang darimana. Australia itu jauh, pasti butuh banyak duit. Tapi dengan modal

Ber-Energi Positif

                Menjadi seorang pemuda adalah sebuah anugerah yang sangat indah. Kesempatan ini merupakan sebuah kemewahan tersendiri. Karena diwaktu inilah kita memiliki semangat juang dan idealisme yang luar biasa terhadap sesuatu jika kita mau mengelolanya dengan baik. Kita akan selalu memiliki keberanian untuk melakukan banyak hal dan merasakan banyak perasaan tanpa takut itu akan jadi masalah. Dimasa ini juga rasa penasaran kita terhadap banyak hal begitu dalam. Kita akan rela melakukan apa saja demi mengenyangkan diri kita dari rasa penasaran itu. Rasa penasaran yang tinggi ini kadang berakibat baik jika kita ingin tahu banyak hal dan mencoba sesuatu yang baik pula. Tapi tidak sedikit pemuda yang kadang justru terjerumus karena rasa penasaran yang dalam terhadap sesuatu yang kurang baik.                 Saat berada di masa keemasan dalam hidup ini, kita diberi dua pilihan. Antara menjadi seorang pemuda yang bermanfaat, Atau hanya menjadi seorang pemuda normal seperti yan

Seonggok Daging Bernama dan Kesombongan

                 Manusia memang telah diciptakan oleh Allah Swt. Dengan penciptaan yang paling sempurna. Namun beigtu, tidak ada seorangpun yang berhak untuk mengaku lebih baik dari sesamanya. Sehebat apapun ia. Dimata Allah, semua manusia adalah sama. Hanya tingkat ketaqwaan seseorang-lah yang membedakan.                 Pencipta alam semesa Yang Maha Adil itu juga telah menjadikan manusia ini beragam. Bukan hanya suku, warna kulit, atau kenampakan fisik lain sja yang berbeda yang beragam. Lebih dari itu, yang ada didalam jiwa kita juga telah dijadikan-Nya beragam. Didalam hati tidak kasat mata itulah tersimpan sifat-sifat yang beragam. Belum tentu sifat yang dimiliki oleh seseorang dimilliki juga oleh orang yang lainnya. Bahkan oleh sahabat karibnya sendiri, itu tidak menjamin mereka memiliki sifat-sifat yang sama secara keseluruhan.                 Sifat-ifat tersebut berperan sangat penting sekali dalam pengendalian tubuh. Sifat-sifat yang kita miliki juga mempengaruhi sik

Mas Iwan Today

                Setelah hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan taun demi tahun pun terlewati. Mengingatkanku kala waktu begitu cepat sekali berlalu. Tak sadar, semuanya telah berganti. Berproses dan berubah untuk jadi lebih baik. Kemarin, dua hari yang lalu tepatnya, mas iwan mengirimiku sebuah pesan di facebbook. Sekedar basa-bbasi menanyakan kaba dan bagaimana keadaan setelah hujan abu di darah masing-masing. Antara Boyolali dan Ponorogo. Lalu kuberanikan diri untuuk menanyakan kapan mas Iwan akan punya anak. Secara, sudah hamper satu taun ini mas Iwan menikah, dan aku nggak datang di hari spesialnya itu. Ternyata naknya lahir nggak lama lagi, bulan maret. Bulan depan. dan anaknya cewek.                 Cepat sekali waktu mengalir tanpa terasa. Rasanya baru kemarin aku masih sering main dan jalan-jalan bareng mas Iwan. Rasanya juga belum lama kami masih sering renang bareng di cokro. Menjajal semua kolam renang yang ada. Dari yang paling murah tiketnya tapi paling dal

Memahami Cara Berekspresi Setiap Orang

      Setiap kepala yang sudah memimpin badannya untuk menjalani kehidupan, mengalami pendidikan yang berbeda-beda dari lingkungan dan keadaan keluarga yang juga berbeda-beda. Setiap orang juga memiliki pengalaman yang tidak sama dengan manusia yang lainnya. Jangankan orang yang berbeda rumah, beda orang tua, beda daerah, negara, dan pendidikan yang didapat. Orang kembar saja penulis yakin mereka memiliki pengalaman yang berbeda. Jangankan orang kembar yang masih terpisah badanya, dua anak yang kembar siam, memiliki satu tubuh, satu jantung, atau bahkan satu hati, selama mereka memiliki dua kepala, penulis yakin mereka punya pengalaman yang berbeda walaupun selalu bersama.      Dari lingkungan, pendidikan, orang tua, dan faktor-faktor eksternal lainnya seperti apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, sesorang terbentuk. Jelas, dari hal-hal tersebut yang berbeda antara yang seseorang dapat dan orang lain dapatkan, kita semua memiliki cara berpikir dan cara pandang yang berbeda terhad

Tentang Sepinya Malam

  Dan demi malam                 Apabila telah Sunyi                 Dari dulu, sejak aku doyan nonton film di tv setelah selesai belajar (read: pura-pura belajar) malam, aku jadi suka begadang hingga tengah malam, hingga film yang kuanggap keren selesai, sampai hampir dini hari, sampai hari hampir berganti. Kala itu aku mikirnya acara tv di jam-jam itu lebih keren. Stasiun-stasiun tv menayangkan apa yang tidak mereka tayangkan disiang hari. Malam hari jadi lebih asik juga karena saat yang lain sudah tidur, ak bisa comat-comot sisa makan malam sesuka hati, atau juga bisa masak mie instant sendiri tanpa perlu takut dimintain sama yang lain.                 Setelah aku kenal dengan gadget dan internet, ternyata kebiasaan tidur malam itu makin parah saja. Bahkan sampai benar-benar pagi dan hari telah berganti. Semua itu jelas bermula dari game online yang lagi suka aku mainin waktu itu, game apalagi kalau bukan Club Cooee. Game Chatting 3D itu bahkan hampir membuatku gila dan lupa du

Teman teman luar biasa part 1: Dyah Safira M.U (Manchester United)

    Aku mulai suka internet sejak tahun 2009-an. Sejak kenal Facebook,Kaskus, dan merambat ke banyak situs dan game online yang lain. Aku bener-bener jadi Maniac sama dunia maya. Pagi, siang, malem, sampe pagi lagi, berat rasanya kalau enggak ngenet, walaupun cuma sekedar nge-cek timeline. Dari banyak situs dan game online itu, banyak juga temen virtual yang aku punya, tapi yang namanya temen maya atau temen virtual itu gak bakal bertahan lama, kalau kita udah bosen maen gamenya ya udah, bukan temen lagi. simple kan?     Tapi beda dengan temen virtual yang satu ini. Dyah Safira. Fira itu adalah, ee bisa disebut temen gak ya? temen seangkatan kakak gw. pernah daftar smp bareng katanya. Fira yang dulu adalah siswi salah satu smp favorit di Boyolali, dia pinter lho, smp nya aja cuma dua tahun. dan dia juga pernah ngambil kursus di salah satu rumah gurunya yang jarak rumah guru itu cuma terpaut beberapa rumah di sebelah timur kediaman gw, walaupun sebenernya deket tapi yang aneh adalah gw

Dua puluh dua dua belas tiga belas

    Hari ini adalah dua puluh dua Desember. kan? berarti hari ini adalah hari ibu, dan tiba-tiba aku jadi inget sama Umi. Maaf mi, walaupun aku gak mungkin memberikan apapun. walaupun sekedar kata maaf atau terima kasih. Padahal kehadiranmu sangatlah berarti dalam hidupku. Bahkan kini aku masih bergantung padamu dalam banyak hal. Terima kasih telah bekerja keras untuk menghidupi kamu, anak-anakmu. Masih mau repot-repot untuk menjengukku tiap bulan, walau hanya seorang diri. lelah kau tembus, lapar tak kau pikirkan, hanya untuk kami. Terima kasih untuk semua bimbinganmu. Terima kasih, jiwa dan raga ini kau besarkan. Jadi teringat saat aku masih minta disuapin, Jadi inget dulu kalo aku sakit, siapa yang nemenin kalu bukan umi ;-(     Maaf mi kalau aku belum bisa membuatmu tersenyum bangga. Justru kadang membuatmu menangis karena kecewa, kalaupun aku belum bisa jadi yang terbaik, tapi aku janji, suatu saat nanti aku akan menemanimu di hari tuamu. kau tak perlu lagi repot-repot ngurusin a

12/12/13

    Udah tau dan paham kan? kalo setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan. Sebagai rasa menghargai hal itu, kita haruslah belajar untuk memahami orang lain, tak selamanya kita yang harus dipahami oleh sesama kita.     Kalo kita mau menghargai orang lain, beserta tetek bengeknya, dan apa saja yang mereka lakukan, kita akan tau kalo bangsat di dunia ini sebenernya cuma dikit, ato bahkan gak ada. karena semua orang itu punya hati. Disinilah kuncinya, sejahat atau sebangsat apapun seseorang, hati kecilnya tetap suci dan senantiasa membimbing dan membisikkan kebaikan kepada pemilik hati itu.

1st of December 2013

Dimana akan ku cari.. Aku menangis seorang diri... Hatiku slalu ingin bertemu.. Denganmu aku bernyanyi..     Ayah...     Dengarkanlah..     Aku ingin bertemu..     Walau hanya dalam mimpi     A da dua pahlawan paling hebat dalam hidupku, yang pertama tak lain adalah ibuku. dan yang kedua adalah ayahku, yang sering ku panggil 'Abah'. Abah adalah lelaki yang sangat menyayangi keluarganya. Tulang ia bangting, keringat ia peras cuma untuk menghidupi keluarganya, dan utamanya, tiga buah hati yang makin beranjak dewasa ini. Abah juga seorang yang berjiwa besar dan berhati lembut. Sungguh beda dengan bapak-bapak yang lain di dunia. kalo yang lain sering menggunakan cara-cara keras, teriakan, atau bahkan pukulan, dan gak sedikit anak yang bilang kalo dia takut sama bapaknya dalam artian takut digebukin atau dimarahin, berbeda dengan abah. Pendidikan dan banyak pengalaman yang ia alami membuatnya berbeda, walaupun ia menerima perlakuan seperti itu dari ayahnya yang lain adala

Free Note

Manusia, hidupnya gak akan selalu lurus, selalu nyaman dan selalu dapat apa yang ia inginkan. tapi seperti apa yang sering kita dengar, hidup ini seperti roda yang selalu berputar. kadang kita ada di posisi puncak, saat hidup kita penuh kadamaian, kemapanan, dan kenyamanan. Namun ada kalanya juga kita ada di bawah, diinjak, dipukulin, dan aaHHH!! seakan hidup kita ini gak ada guna-nya. Cuma kalo kita lagi ada diatas, jangan lupa kalo itu gak bakal baqo'. gak tetap. kita pasti akan kembali kw bawah lagi. Jangan sampai buta karena kesenangan itu, harus tetap ingat sama yang dibawah dan di samping kita. ada cara yang sangat indah untuk menikmati kebahagiaan, yaitu dengan berbagi kebahagiaan itu ke orang lain bukanka ngliat orang lain bahagia karena kita itu indah sekali? Tapi kalo kita lagi ada dibawah, jangan juga putus asa, merasa hidup tak lagi bisa jadi nyaman,

Sekapur Sirih

Untuk sebuah tempat menulis yang lama tak terjamah Tulisan. Tulisan bukanlah sekedar hal yang biasa-biasa aja bagiku. Tapi tulisan dan buku adalah dua hal yang tanpa keduanya, ada sesuatu yang kurang dalam hidup. terasa sepi dan hampa. karena dengan tulisan dan menulis, penyakit di hatiku bisa sedikit terobati, aku jadi tau kemana harus mengeluarkan beban pikiran yang menghantui dan membayang-bayangiku. Juga dengan tempat yang boleh kalian sebut blog ini.semoga bisa jadi tempatku mengeluarkan beban pikiran itu. menjadi penyalur ide-ide yang boleh jadi bermanfaat untuk aku sendiri khususnya dan untuk yang lain selebihnya. Ini-lah catatan Boy! sebuah cacatan santri gila. selamat menikmati dan semoga terhibur