Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Nyusu Sambil Ngemil Frech Fries ala The Milk #KulinerBoyolali

Penampang dari meja luar Petualangan Ulil bareng Griya Pulisen Boys menyusuri sudut-sudut mengisi perut di Boyolali pada malam hari belum berakhir. Kali ini spesial banget, karena malam ini, adalah malam takbiran. Malam ini kami keluar Cuma bertiga, Ulil, Estu (@paangestu), Aga (@Riyanto_aga). Dido yang biasanya habis-habisan di- bully sedang mudik ke habitat asalnya, sementara Arsyad, nyusul terakhiran. Padahal kami bertiga baru keluar dari gapura Griya Pulisen I hampir pukul 21.30 malam, tapi jalanan Boyolali masih ramai banget. Apalagi Jl. Solo-Semarang yang melintasi pasar kota boyolali. Polisi lalu lintas berjaga hampir di setiap persimpangan, memejeng motor dengan lampu panjang berkelap-kelip merah di atas joknya. tembok Kecuali mobil-mobil pemudik yang bernomor polisi B,F,D, dsb., jalanan dipenuhi oleh mobil-mobil bak terbuka yang mengangkut belasan orang, entah kemana tujuan mereka. Yang jelas, hampir setiap mobil sudah dilengkapi dengan speaker jumbo yang meng

Ada Apa Denganmu

Ada apa denganmu? Ada sambungan apa antara hati ku dan punyamu, kenapa sering sekali datang tak diundang, bahkan saat seharusnya aku menginginkanmu menjauh, jangan urusi aku, jangan anggap aku ada, supaya aku bisa berhenti, dari lari marathon mengejarmu yang secepat kilat, mengejar kilau purnamamu yang mengobrak-abrik getaran dadaku. Ku anggap, semua mimpi tentangmu, adalah indah. Tapi aku tetap menganggapnya buruk, bahkan sangat buruk, kalau aku harus melihatmu dalam tidurku, kamu yang terbaring lemah dengan selang infuse tertancap pada tangan kananmu. Sulit tersenyum, mata berkaca-kaca, dan tak bisa berbuat apa. Seharusnya aku datang, saat yang tepat, alasan yang tepat untuk bertatap muka denganmu, membesarkan hati, ‘memaksa’ mu tersenyum, tapi apalah daya. Jarak dan tembok-tembok tinggi super tebal disiplin Gontor memang kejam. Aku nggak bisa pulang. Mereka menganggap ini masalah kecil. Mereka tidak tahu kalau ini adalah masalah hati, masalah masa depan. Tersiksa aku di

Golek Ta’jil Neng Mburi BPD #KulinerBoyolali

Tempatnya ada di sebelah barat Taman Sonokridanggo, bekas taman kota Boyolali yang saat ini sedang dipugar. Dengar-dengar akan dirubah menjadi simpang 5. Penyebutan ‘ Mburi BPD ’ memang sudah sangat lekat dengan bau-bau kuliner, apalagi pada bulan ramadhan seperti ini. Pada hari-hari normal, 11 bulan selain bulan ramadhan, di sekitaran Mburi BPD adalah tempat mangkal penjual es pisang ijo, siomay, dan lain-lain yang buka pada siang hari dan menghilang menjelang matahari terbenam. Tapi pada bulan Ramadhan, penjual yang membuka lapaknya di ujung timur Jl. Boyolali-Magelang ini bisa bertambah berkali-kali lipat, dan semakin beragam jenis makanan yang dijual. Biasanya para pembeli berdatangan setelah jam shalat ashar, dan semakin ramai menjelang waktu berbuka puasa. Makanan dan minuman yang dijual disini umumnya adalah macam-macam sayur, lauk-pauk, dan menu-menu lain yang pas untuk berbuka puasa. Ada juga Sosis bakar, pizza bakar, dsb.

Aneka Makanan Goreng, Dicomot Pedasnya Sambel Layah #KulinerBoyolali

Dua hari ini buka puasa di luar rumah terus, mungkin besok juga. Semakin Ramadhan sampai ke penghujungnya, semakin banyak juga yang ngajakin makan malam bareng. Jadi ceritanya sore ini alumni 9F SMPN 1 Boyolali, dengan tulus memberikan kelebihan uang Kas yang masih tersisa dalam bentuk 50 kotak ta’jil ke sebuah masjid yang ada di ngemplak. Biar greget, setelah menyerahkan 50 kotak tadi, acara dilanjutkan dengan buka bersama di Sambel Layah .

Buka Bersama Bareng Prestigious

Manusia-manusia prestiglo Belum sah seseorang disebut dengan ‘Anak Gontor’ kalau belum tumbuh rasa kebersamaan, kekeluargaan di dalam dadanya. Dan malam ini bagian kecil dari Surakarta-Jogjakarta membuktikan hal itu. Dengan buka bersama yang sederhana, tapi mengena di rumah Luthfi Al-Fatah, teman sekelas.

Makan Ramen Di @WaroenkRamen Boyolali #KulinerBoyolali

Penampang dari depan Mau makan mie ramen? Nggak usah jauh-jauh, di Boyolali juga ada. Tempatnya di Waroenk Ramen, di sebelah timur SMA BK 2, jalan ke arah komplek kantor bupati Boyolali dari Jl. Perintis kemerdekaan. Sebenarnya sabtu malam yang lalu diajakin makan di sini sama Galang— @Chisherz, tapi entah kenapa, selalu batal janji makan kami. Mungkin belum jodoh. Jadilah malam ini mengobati rasa penasaran menjajal restoran jepang baru ini bareng anak-anak Griya Pulisen. Siapa lagi kalau bukan Aga, Estu, Arsyad, dan, em… Dido. Kalau boleh jujur, pertama kali masuk ke restoran ini, sedikit kecewa. Ternyata tidak, atau bahkan jauh dari ekspektasi, bukan seperti image restoran masakan jepang yang ada dalam kepalaku. Ini lebih mirip warung mie ayam kali ya. Semoga cukup menggambarkan bagaimana suasananya Padahal restoran ini bukannya cabang Franchise, yang seharusnya sudah memiliki standar pelayanan dan kenyamanan tersendiri? Hanya yang di Boyolali kah yang seperti ini?

Makan Steak Dengan Suasana Beda. Review Central Steak & Coffee #KulinerBoyolali

Now We Are Open! Jadi ceritanya baru pulang dari RS. dr. Oen Solo Baru. Setelah hampir setengah hari berada di Solo, otomatis belum sempat masak apapun buat buka puasa di rumah. Jadilah mumpung pergi, sekalian buka di luar rumah. Pilihan jatuh ke menu steak. Lagi pengen aja. Sebagai orang Boyolali, kemana lagi perginya kalau mau makan steak kalo bukan ke bintangnya steak di Jl. Pandanaran. Adzan maghrib berkumandang saat mobil yang kami tumpangi masih di sekitaran Teras, dan sampai di tempat yang dituju beberapa menit setelah adzan selesai. Begitu sampai dan turun dari mobil, langsung disambut oleh seorang penegak disiplin yang memeberi tahu, di dalam tempatnya sudah penuh. Beuh. Pasti.

Review Sandee Café : Chocolate, Coffee & Dessert #KulinerBoyolali

Berawal dari kepingin menjajal tempat-tempat makan baru di Boyolali bareng cah-cah Pulisen. Kata @AgaRiyanto—yang membawa Ulil ke tempat ini, juga sesuai dengan keterangan dari waiter di café itu, Sandee sudah jalan kurang lebih 3 bulan, cukup lama untuk ukuran baru. Tapi jarak yang membuat gue kudet dari perkembangan Boyolali, termasuk tempat-tempat makan yang baru di sini. Jadilah baru malam ini bisa mampir. Memang selalu ada yang baru dan hilang setiap pulang di tengah, dan akhir tahun. Pertama kali melihat café ini ketika lewat di suatu siang, langsung tertarik dengan penampilan luarnya. Sederhana, antik, tapi terkesan sangat elegan. Dan kesan itu bertambah dalam saat mampir ketika hari sudah gelap. Lampu-lampu di atap café yang didominasi lampu kuning menyala terang namun tidak menyilaukan mata, membuat suasana café-nya terasa banget. Dan sebagaimana selayaknya tempat seperti ini, dalam pandangan pertama melihat suasana seperti itu pun orang bisa menyimpulkan bahwa Sand

Satu Pagi di Solo

Jl. Brig. Slamet Riyadi ke arah timur. Ini bukan soal Solo dalam artian yang luas. Ini Cuma melihat Solo dari satu sisi indahnya pada suatu pagi di Jl. Slamet Riyadi. Setelah matahari terbit hari Ahad, 5 Juli 2015. Mungkin ini adalah Car Free Day di Slamet Riyadi yang kesekian ratus sejak pertama kali digagas oleh Walikota Surakarta saat itu, ir. Joko Widodo pada 30 Mei 2010 silam. Tapi ini adalah kali pertama Ulil menyempatkan diri datang ikut menikmati suasana Slamet Riyadi tanpa kendaraan. Dapet pinjeman sepeda. bebas ngebut + sruduk kanan sruduk kiri Kesan pertama begitu turun ke jalanan setelah memarkirkan motor di dekat sriwedari adalah terkagum-kagum. Slamet Riyadi yang pada hari biasa hampir selalu padat dengan mobil, motor, becak, dan apapun itu, kini lengang. Dari ujung barat, sampai timur di Gladak, yang terlihat hanyalah wajah-wajah penduduk yang penuh keceriaan. Terlihat sangat menikmati suasana seperti ini. Hari Ahad memang merupakan waktunya untuk me

Menganu tentang kamu [Lagi]

Jalan raya Surakarta-Boyolali. Dalam kecepatan tinggi pada suatu malam, di atas sebuah kendaraan tanpa bodi bersama Wildan di barisan paling depan, di sebelah sopir, kami berdua bercanda sepanjang perjalanan. Menertawakan diri masing-masing. Sampai mata kami berdua menangkap sesuatu beberapa ratus meter di depan. Seorang gadis berkerudung dengan pakaian gelap. Serba biru dongker. Wildan menunjuknya, memberi tahuku. Menanyakan sedang apa dia di tengah-tengah jalan. Saat kendaraan yang kami tumpangi semakin mendekat, ternyata gadis itu tidak asing dalam pandangan kami berdua. Pandangan kami berdua saling bertemu. Gadis itu tetap diam di tengah keramaian lalu lintas. Di belakang sebelan kanan kendaraan yang kami tumpangi, tepat sejalur dengan posisi dimana gadis itu berdiri, sebuah bus dengan kecepatan tinggi melaju, jika gadis itu tetap berdiri di situ, dan bus di belakang kami tetap melaju, gadis itu bisa tertabrak. Dan tampaknya memang akan jadi seperti itu, karena bus di be

Sorry,

Kata maaf jadi memiliki makna yang jauh lebih banyak setelah dia mengucapkannya kepadaku. Walaupun tidak langsung secara lisan, but it was more than enough. Apalagi maaf itu diucapkan tanpa dia melakukan kesalahan. Memang segala usaha yang aku coba hanya menghasilkan percakapan satu arah. Seperti antara wartawan dan narasumber yang sebenarnya tidak mau diwawancarai. Itupun sudah jauh lebih baik daripada berbulan lalu, ketika aku tidak lain halnya dari sebuah debu yang ditiup. Walaupun menyakitkan, tapi buatku itu bukan berarti kesalahan. Itu hanyalah reaksi wajar dari hati yang merasa terusik. Yang tidak ingin diganggu oleh hadirku. Ini adalah jawaban bahwa aku bukanlah yang diinginkannya. Aku pun tak tahu setan apa yang merasukinya. Mulut siapa yang sudah mendorongnya, hingga dia meminta maaf, untuk banyak kesalahannya kepadaku yang tidak pernah ada. Ini adalah tindakan seorang anak manusia yang paling gentle di bulan Juli. Meskipun bulan ini barusaja dimulai. Apalagi dia be