Skip to main content

Aneka Makanan Goreng, Dicomot Pedasnya Sambel Layah #KulinerBoyolali









Dua hari ini buka puasa di luar rumah terus, mungkin besok juga. Semakin Ramadhan sampai ke penghujungnya, semakin banyak juga yang ngajakin makan malam bareng.
Jadi ceritanya sore ini alumni 9F SMPN 1 Boyolali, dengan tulus memberikan kelebihan uang Kas yang masih tersisa dalam bentuk 50 kotak ta’jil ke sebuah masjid yang ada di ngemplak.
Biar greget, setelah menyerahkan 50 kotak tadi, acara dilanjutkan dengan buka bersama di Sambel Layah.


Lokasinya ada di Jl. Pandanaran, tepat berseberangan dengan swalayan Galaxy, jadi restoran ini memiliki tempat yang sangat strategis, berada di jalan raya yang menghubungkan Solo dan Semarang.
Antri!
Dari jauh, restoran ini terlihat sangat mencolok dengan dindingnya yang bercat merah menyala. Jadi kesan pedasnya saja sudah terasa di mata. Restoran ini tergolong baru, entah kapan buka, yang jelas pada liburan yang lalu, Sambel Layah cabang Boyolali belum dibuka.
Ya, dia yang mesen tempatnya.
Tulisan yang bikin restoran ini +1000
Kesan yang pertama kali terasa waktu datang adalah, rame banget, gila! Untungnya manajemen Sambel layah tau diri. Sadar dengan lokasinya yang sangat strategis, restoran ini memiliki lahan parkir yang luas, tidak memotong bahu jalan, tetapi ada tempat parkir khususnya. Jadi nggak perlu takut kehabisan tempat parkir. Yang perlu ditakuti pengunjung adalah kehabisan meja. Makanya lebih baik booking terlebih dahulu kalau mau makan di restoran ini pada jam-jam buka puasa.
Saking ramainya, pengunjung yang baru datang harus rela langsung mengantri untuk memesan, jadi sistemnya bukan duduk, terus waiter datang dengan daftar menu. Tapi begitu datang, sudah ada tempat khusus untuk memesan makanan, baru setelah itu dapat nomer meja.
Sambel layah yang dimaksud
Tempat makan di Sambel Layah saja dibagi menjadi beberapa bagian, lumayan merepotkan pelayannya, harus keliling, memanggil nama pemesan, dan begitu seterusnya. Walaupun padat, dan mejanya lumayan berdempet, tapi makan disini sama sekali tidak perlu takut merasa kesempitan. Jadi suasana dan penataan ruang Sambel Layah sudah pas, restoran seperti ini sudah kodratnya ramai, dan manajemen restoran mendesainnya untuk itu.
penampakan makanannya.
Teh Jumbo yang dimaksud
Menunya adalah makanan goreng, yang harus pas kalau dimakan sama sambel. Namanya juga sambel layah. Diantaranya adalah lele goreng, ayam bakar, ayam goreng, cumi goreng tepung, babat, dsb. Dipadu dengan menu minuman standar rumah makan; Teh, Jeruk, Es Campur, Dsb. Yang unik adalah Es Teh yang disajikan dalam gelas jumbo. Nama menunya es teh jumbo. Dan teh ini memang disajikan pada gelas jumbo dalam artian yang sebenarnya.
Soal waktu menunggu, lumayan lama, kita aja udah shalat maghrib, makan es krim pot, baru menu utamanya datang. Tapi itu nggak masalah mengingat ada begitu banyak pengunjung lain yang juga harus di layani.
Sesuai dengan nama restorannya, setiap piring akan dihidangkan dengan sebuah layah kecil berisi sambal, terlihat pedas dan menggoda, tapi ternyata biasa aja. Nggak pedes-pedes banget. Entah di restoran ini bisa memilih sambal seperti di Spesial Sambal atau tidak, karena kami pesannya paketan.
Rasa masakannya standar dengan restoran yang lain. Tidak mengecewakan. Cuma es tehnya saja yang terasa sedikit kurang manis. Mungkin karena jumbonya.
Secara umum, pelayanan Sambel Layah sangat memuaskan, bahkan pelayannya rela mengambilkan air, menyiramkan pelan-pelan untuk pengunjung mencuci tangan karena kran wastafelnya mampet. Sebuah hal yang sederhana tapi sangat mengena.
Secara pribadi, Ulil merasa sangat dihormati dengan mushola yang luas dan nyaman. Bahkan di beberapa bagian, ada tulisan yang meningatkan pengunjung untuk sholat. Nggak aneh kalau restoran semacam ini ramai. Bukan hanya di Boyolali, tapi di semua cabangnya.
Sedikit mengintip dapur.
Restoran ini pas banget untuk mengisi perut dalam mode apa saja; rame-rame, atau hanya berduaan. Jadi, tunggu apa lagi?
Kelebihan :
1.      Tempat Strategis banget
2.       Tempat Parkir Luas
3.      Harga terjangkau, apalagi pesen paketan
4.      Mushola-nya luas
5.      Pelayanan oke.
6.      Tempat makan yang nyaman
7.      Dsb.
Kekurangan :
1.      Watafelnya mampet.

2.      Sementara itu dulu,

Comments

  1. Blog pesan antar sambel layah untuk semua kota : https://pesansambellayah.blogspot.com/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gontor Horror Story~

Satu (lagi) kejadian yang sempat membuat pondok sibuk membicarakannya. Beberapa hari yang lalu, dikabarkan bahwa seorang santri yang berasrama di gedung Yaman kesurupan *JGLARR!!. Letak gedung itu memang cukup ekstrim, yakni diujung tenggara kawasan pondok dan paling dekat dengan sungai Malo—sungai tempat sisa-sisa pengikut PKI dipancung berpuluh tahun yang lalu— letak tersebut masuk kategori seram dan mengerikan untuk ukuran asrama. Menurut kabar yang beredar, sebab seorang santri itu kesurupan menurutku cukup menarik perhatian. Ceritanya, si Dono—sebut saja begitu— kehilangan sejumlah nominal uang yang dia simpa di dalam lemari pakaian. Tidak terima dan sakit hati, emosi Dono pun memuncak. Berdirilah ia di teras kamarnya di lantai dua yang langsung menghadap ke arah sungai Malo. “Sini! Genderuwo, Kuntilanak, Tuyul, atau apapun yang ngambil duitku. ANA LA AKHOF!! Nggak Takut!!” Seperti itu kurang lebih ia berteriak meluapkan amarah . Seakan tantangannya sampai ke telinga ...

Nyusu Sambil Ngemil Frech Fries ala The Milk #KulinerBoyolali

Penampang dari meja luar Petualangan Ulil bareng Griya Pulisen Boys menyusuri sudut-sudut mengisi perut di Boyolali pada malam hari belum berakhir. Kali ini spesial banget, karena malam ini, adalah malam takbiran. Malam ini kami keluar Cuma bertiga, Ulil, Estu (@paangestu), Aga (@Riyanto_aga). Dido yang biasanya habis-habisan di- bully sedang mudik ke habitat asalnya, sementara Arsyad, nyusul terakhiran. Padahal kami bertiga baru keluar dari gapura Griya Pulisen I hampir pukul 21.30 malam, tapi jalanan Boyolali masih ramai banget. Apalagi Jl. Solo-Semarang yang melintasi pasar kota boyolali. Polisi lalu lintas berjaga hampir di setiap persimpangan, memejeng motor dengan lampu panjang berkelap-kelip merah di atas joknya. tembok Kecuali mobil-mobil pemudik yang bernomor polisi B,F,D, dsb., jalanan dipenuhi oleh mobil-mobil bak terbuka yang mengangkut belasan orang, entah kemana tujuan mereka. Yang jelas, hampir setiap mobil sudah dilengkapi dengan speaker jumbo yang meng...

Damainya Gontor Tanpa Marosim~

Di Gontor ada dua jalan pemikiran yang saling bertentangan namun juga selalu berjalan beriringan menemani kehidupan santri. Yang pertaman adalah mereka yang setuju bahwa marosim itu bermanfaat untuk melancarkan kegiatan pondok, dan kedua adalah mereka yang justru menganggap marosim adalah bukti bahwa santri Gontor itu lelet dan tidak punya jiwa ketanggapan Jika diterjemahkan denganbahasa arab yang benar, marosim itu berarti upacara. Namun dalam istilah gontori, marosim adalah suatu cara yang dilakukan oleh pengurus untuk mempercepat gerak anggotanya. Misalkan marosim pergi ke masjid, marosim keluar kamar sebelum membaca do’a, marosim berwudlu sebelum shalat, marosim masuk kelas, dan masih banyak lagi. Pokoknya selama ini hidup santri Gontor selalu lengket dengan kata marosim.penggunaan kata marosim tersebut merujuk pada anggota-anggota yang diberdirikan dengan suatu posisi barisan tertentu menyerupai upacara jika terlambat. Sebenarnya penggunaa kata marosim itu kurang tep...