Satu (lagi) kejadian yang sempat membuat pondok sibuk
membicarakannya. Beberapa hari yang lalu, dikabarkan bahwa seorang santri yang
berasrama di gedung Yaman kesurupan *JGLARR!!. Letak gedung itu memang cukup
ekstrim, yakni diujung tenggara kawasan pondok dan paling dekat dengan sungai
Malo—sungai tempat sisa-sisa pengikut PKI dipancung berpuluh tahun yang lalu—
letak tersebut masuk kategori seram dan mengerikan untuk ukuran asrama.
Menurut kabar yang beredar, sebab seorang santri itu
kesurupan menurutku cukup menarik perhatian. Ceritanya, si Dono—sebut saja begitu—
kehilangan sejumlah nominal uang yang dia simpa di dalam lemari pakaian. Tidak terima
dan sakit hati, emosi Dono pun memuncak. Berdirilah ia di teras kamarnya di
lantai dua yang langsung menghadap ke arah sungai Malo.
“Sini! Genderuwo, Kuntilanak, Tuyul, atau apapun yang
ngambil duitku. ANA LA AKHOF!! Nggak Takut!!”
Seperti itu kurang lebih ia berteriak meluapkan amarah
.
.
Seakan tantangannya sampai ke telinga para dedemit di sungai
Malo, berhari-hari setelah itu Dono jadi seperti orang kurang waras. Tidak berani
mandi karena air mandi dilihatnya berubah jadi merah darah. Dono juga merasa
dihantui oleh sesuatu sosok yang tak kasat mata.
Hingga puncaknya, dikabarkan Dono kerasukan setan pada suatu
maghrib, saat semua santri yang lain tengah khusyuk menunaikan shalat maghrib
di Masjid Jami’. Setelah diusut oleh beberapa orang staff keamanan dan
kawanannya yang mengaku bisa menangani kasus seperti ini, katanya Dono dirasuki
oleh makhluk ghaib yang mengaku adalah jin muslim. *JDIARRR!!
Tidak main-main, jin tersebut mengaku sudah berusia dua ribu
tahun *JDIARRR~
Aku kaget sekaget-kagetnya mendengar kata dua ribu tahun
tersebut. Aku berkhayal dalam kepala, berarti jin itu sudah hidup di bantaran
sungai malo lima abad sebelum Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan
mungkin sebelum Nabi Isa dilahirkan. Gila! Seharusnya jin itu jadi saksi
sejarah yang ‘tidak bisu’.
Jin tersebut menyesalkan sikap Dono yang tidak punya adab karena telah menuduh kaum ghaib Malo sebagai tersangka yang mencuri uangnya. Jin benar-benar sangat tua sekali itu menuturkan, tersangka yang sebenarnya adalah salah satu santri sendiri. Bukan dari mereka seperti Dono tuduhkan.
Tidak cukup mengklaim Dono tidak beradab, si Jin benar-benar
sangat tua itu pun juga menyampaikan uneg-unegnya tentang santri ‘jaman ini’. Katanya
santri Gontor sekarang itu terlalu banyak berbuat maksiat. Hingga mengakibatkan
kubah raksasa tak kasat mata yang melindungi pondok semakin menipis dan segera
hancur.
Setelah kisah ini menyebar ke telinga orang-orang di pondok,
minat santri menggedobos tentang sisi ghaib Gontor pun meningkat lagi setelah
hilang ditenggelamkan kesibukan belajar untuk menghdapi ujian.
Begitulah orang pondok, cerita-cerita lama yang lebih
mengerikan (baca: tidak masuk akal) pun menyusul naik ke permukaan. Gontor
sebagai sebuah pondok pesantren yang sudah berdiri hampir seabad dengan sejarah
kelam dan terletak di lingkungan masyarakat yang masih kental dengan budaya
mistis memang menjadi lahan yang subur untuk muncul dan berkembangnya
cerita-cerita horor. Banyak sekali gedung-gedung kelas maupun asrama tua yang
menyimpan ribuan cerita penuh misteri.
Ada cerita bahwa gedung Aligarh adalah pusat dedemit yang
menghuni Gontor. Ada cerita kalao di kamar delapan lantai satu gedung tersebut
bersemayam sosok hantu wanita. Tidur dengan melipat celana di kamar itu berarti
mimpi basah. Ada juga yang bilang kalau gedung saudi lah kerajaan di
Darussalam.
Dan masih banyak lagi. Cerita-cerita seperti itu sudah jadi
rahasia umum disini. Setiap tempat. Setiap gedung punya cerita. Dari ujung
barat Darul Hijrah hingga ujung timur GOR. Dari kuntilanak, tuyul, genderuwo,
dan seluruh anggota keluarganya.
Dan aku tidak tahu apakah cerita-cerita tersebut benar atau
hanya sebatas kebohongan belaka. Tapi secara pribadi aku tidak percaya. Bukan aku
tidak beriman pada hal ghaib, tapi hidup kita dan mereka itu sudah berbeda. Masing-masing
punya alam dan dimensinya sendiri. Daripada kita repot mengrecohi dimensi
makhluk lain, bukankah lebih baik kita memperbaiki dunia kita sendiri yang
masih sarat dengan kekurangan
Lihatlah negeri-negri lain diluar sana, mereka sudah maju di
berbagai budang. Komunikasi, transportasi, dan yang lainnya. Tapi lihat negeri
kita sendiri. Pemudanya justru asik menyibukkan diri mengurusi dan meributkan
dunia yang bukan dimensinya. Mungkin itulah jawaban kenapa Indonesia masih
berada jauh di belakang.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYang pasti, setan itu ada. Jangankan di kali, di kebun, di asrama, atau dirumah, di masjid saja ada setan atau entah itu nama lainnay.
ReplyDeleteSetan, dalam Al-Qur'an dikatakan: Innahuu lakum 'aduwwun mubiiin. Setan adalah musuh yang nyata bagi setiap muslim. Sebagai musuh, setan tidak boleh ditakuti. Sebagai musuh, setan harus dilawan. Cara yang tepat dala. Melawan setan yaitu dengan cara menjauhi ajakannya, dan kita tetap paa jalan yang benar sesuai dengan Al-Qur'an dan As-sunnah.